Wednesday, May 6, 2020

Pasar Tanaman Buah Unggul tetap Stabil

Pasar tanaman buah unggul saat ini masih tetap stabil, meski tingkat keuntungannya sangat kecil. Berbeda dengan pasar tanaman hias lainnya seperti aglaonema dan lainnya yang sekali booming dan harganya bisa selangit, namun tiba-tiba turun kembali. Demikian diungkapkan, Made Supala, pemilik stan buah unggul di kawasan Padanggalak Sanur, belum lama ini.

Ia mengatakan, pasar tanaman buah unggul hampir sama dengan tanaman hias seperti anggrek yang permintaannya tetap stabil dan harganya pun demikian. Saat ini buah unggul yang dibudidayakannya berbagai macam jenis mulai dari jambu, durian, nangka, srikaya dan lainnya yang merupakan hasil silangan.

Lebih jauh dikatakan, saat ini pasar buah unggul silangan srikaya yang dibuatnya akan dikirim ke Jakarta bersama jenis pohon buah unngul lainnya seperti jeruk comquat dengan jumlah keseluruhan berkisar three.000 bibit.

Dijelaskan, sebagai pemulia, srikaya yang disilangkan tersebut dinamainya srikaya surix sesuai dengan nama anaknya. ?Tanaman srikaya surix tersebut merupakan tanaman silangan jenis baru, di mana hasil silangan antara srikaya sanpablo dari Amerika Selatan dengan srikaya nenas dari Taiwan ,? Katanya.

Lebih jauh dijelaskan, kelebihan srikaya surix tersebut yaitu buahnya hampir tidak berbiji, dan rasanya lebih respectable dari pineapple serta manis, dengan berat consistent with buah mencapai 300-500 gram dengan warna buah merah dengan semburat kehijauan. Srikaya jenis ini berbeda jauh dengan srikaya lainnya, sebab dalam setahun bisa panen sampai tiga kali, di samping juga berbuah tanpa mengenal musim. Yang terpenting lebih diintensifkan pemberian pupuk kompos serta tingal dipangkas setelah panen, sehingga tumbuh tunas baru yang akan menghasilkan buah.

Ia mengatakan, selain memiliki kelebihan tentu saja tanaman tersebut juga memiliki kelemahan. Kelemahan tanaman buah srikaya surix tersebut yaitu terserang bubuk putih serta lalat buah, apalagi kondisi sekarang yang bisa dibilang musim kering basah. Namun, dikatakan hal itu tidak perlu dikawatirkan, saat ini sudah ada pembungkus khusus buah, sehingga bubuk putih serta lalat buah tidak bisa menyerang.

Ia menambahkan, mengenai harga tanaman srikaya surix bervariasi, tergantung kebaruan serta proses penyilangannya. Jika memakan waktu lama proses penyilanganya maka harganya juga mahal. ?Proses penyilangannya sampai selesai memerlukan waktu 7 tahunan,? Ujarnya.

Lebih jauh diungkapkan, untuk bibit srikaya surix dijual dengan harga mulai dari Rp 15 ribu - Rp a hundred and fifty ribu per pohon, sedangkan untuk pohon yang sudah berbuah mulai dari Rp 400 ribu - Rp 500 ribu consistent with pohon.

Foto Buah Unggul, artikel dikutip dari Bisnisbali.Com 14 Des 2010.

Nilai Lebih Tanaman Buah

Seiring dengan tingginya respons masyarakat akan tanaman hias belakangan ini, hal tersebut juga mendongkrak penjualan bibit tanaman buah.

Respons pasar cukup beralasan karena tanaman buah memiliki nilai lebih dengan buahnya yang bisa dikonsumsi selain fungsi utamanya sebagai penghijauan.

Demikian diungkapkan Made Supala penjual beragam jenis bibit tanaman buah. Terang Supala, di pasaran ada banyak jenis bibit tanaman buah yang bisa dipilih dan cocok dikembangkan oleh konsumen.

Salah satunya tanaman bibit kelengkeng yang belum banyak dikembangkan di Bali dan masih bergantung pasokan produksi dari Jawa.

Budi daya kelengkeng sebenarnya cukup mudah dikembangkan siapa saja dan di mana saja bisa ditanam, termasuk di Bali. Sebab tanaman tersebut termasuk komoditi yang ?Tahan banting?.

Dalam artian hanya dengan melakukan perawatan secara sederhana kelengkeng bisa hidup dengan baik dan menghasilkan nilai ekonomis.

Imbuhnya, sebagai contoh di Semarang yang bukan sebagai daerah asli bagi tanaman ini, seorang pebisnis di sana bahkan bisa mendapatkan keuntungan hingga Rp three hundred juta lebih dari hasil penjualan buah kelengkeng dengan memanfaatkan areal tanaman seluas 1 hektar.

Katanya, diusahakan secara agrobisnis tanaman kelengkeng sebenarnya memiliki nilai yang cukup menguntungkan bagi pebisnis di sektor pertanian.

Sebab, selain permintaan pasar yang cukup tinggi, kelengkeng dengan berbagai jenis varietas termasuk sebagai tanaman yang gampang untuk dikembangkan.

Kelengkeng seperti varietas pingpong, kelengkeng itoh dan Kelengkeng Diamond Rifer, semua itu menjadi tanaman yang juga bisa dengan mudah dikembangkan di Bali saat ini.

Asal semua itu juga dilakukan sesuai dengan syarat perlakukan atau perawatan yang teratur, akan dimungkinkan bisa bernilai ekonomis. Apalagi tambahnya harga bibit kelengkeng di pasaran relatif terjangkau yaitu hanya dijual Rp 50.000 in line with polybag, semua itu bisa jadi peluang yang bisa diusahakan.

?Saya sudah kembangkan kelengkeng di Singaraja dan hasilnya cukup bagus dengan berproduksi buah secara kontinu, bahkan sudah bisa menghasilkan bibit-bibit baru yang siap tanam. Calon pebisnis lain juga tentunya memiliki peluang sama juga,? Ujarnya. *man

Foto Buah Unggul, artikel dikutip dari Bisnisbali.Com 16 Peb 2008.

Bibit Lengkeng dan Srikaya Paling Diminati

MESKI kini berjibun jenis bibit buah unggul ditawarkan di pasaran, ternyata masyarakat telah mampu memilih, mana bibit unggul yang memiliki nilai pulus dan mana yang tidak, terutama dari segi ekonomi. Apalagi bagi kalangan petani, mereka tentu akan memiliih bibit yang hasilnya (buah-red) diminati pasar. Seperti dikatakan pemilik Stan Buah Unggul,  Made Supala di pameran Bali Expo'07.

Menurut Supala, bibit buah unggul yang kini banyak dicari masyarakat adalah bibit lengkeng, srikaya dan jambu citra. Mengingat kedua tanaman buah ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Contohnya lengkeng yang hidup di dataran rendah dalam waktu setahun sudah mulai berbuah. Bahkan, kalau sudah berbuah rata-rata lahan consistent with hektar mampu menghasilkan lengkeng senilai Rp three hundred juta/tahun.

''Bibit lengkeng ini pada umumnya dibeli oleh kalangan petani dari luar Bali. Mereka membeli dalam  dalam jumlah besar,'' tambahnya. Di stan tersebut ditawarkan bibit srikaya yakni srikaya jumbo dan srikaya nanas. Untuk srikaya jumbo yang merupakan varitas baru dari Australia yang telah dibibitkan di Bali.

Untuk srikaya nanas, kelebihannya adalah selain buahnya besar, bijinya sedikit dan daging buahnya authentic dan wangi.

Sama halnya dengan jambu citra. Menurut Supala, kelebihannya selain tak berbiji, dagingnya padat. Apabila dipecahkan pakai tangan tidak bisa. Bahkan dari segi rasa paling manis  karena memiliki kandungan gula 13 driks, sedangkan tebu 18 driks, jadi setingkat di bawah tebu.

Dikatakannya, pihaknya selama ini telah melakukan pembibitan tanaman buah di Singaraja, sedangkan pemasarannya selain di Bali, juga ke seluruh Indonesia. Selain bibit buah, pihaknya juga menyediakan aneka jenis tanaman hias. ''Sebagai bentuk layanan kepada konsumen, kami pun terkadang memberikan konsultasi, terutama dalam hal cara menanam maupun pemeliharannya,'' ujarnya.

Selain itu, tambahnya di Bali khususnya Singaraja terkenal dengan mangga legong (amplemsari-crimson) yang tak pernah mengenal musim dalam berbuahnya, sehingga harganya tidak pernah jatuh. Mangga ini tak hanya dikenal di Bali, melainkan wisatawan mancanegara pun menyukainya. Karena selain daging buahnya kenyal, rasanya manis dan ada sedikit rasa kecutnya, sehingga tidak cepat bosan bagi yang memakannya.

Foto Buah Unggul, artikel dikutip dari Balipost, 10 Des 2007.

Tuesday, May 5, 2020

Bibit Lengkeng Prospektif Dibudidayakan di Bali

Bisnis bibit tanaman buah mengalami perkembangan cukup baik, itu ditandai dengan permintaan pasar akan berbagai jenis tanaman buah yang cukup tinggi hingga kini. Namun dari sekian banyak jenis bibit tanaman buah yang ditawarkan pebisnis di pasaran, bibit lengkenglah yang memiliki prospek cerah untuk diusahakan dan dibudidayakan di Bali saat ini.

?Itu saya nilai setelah melihat peluang permintaan buah lengkeng yang jumlahnya cukup banyak. Namun, anehnya jumlah pembudidaya di sektor ini sangat sedikit, tidak heran bila akhirnya pasar lokal masih bergantung dari Jawa untuk memenuhi permintaan pasar akan buah lengkeng ini,? Tutur Made Supala, pemilik stan Buah Unggul yang ikut juga meramaikan ajang bursa pada acara Asia-Pasific (ASPAC) and Suiseki 2007 di Sanur, Minggu (2/9) kemarin.

Supala yang merupakan pebisnis bibit tanaman buah menerangkan, diusahakan secara agribisnis tanaman lengkeng sebenarnya memiliki nilai yang cukup menguntungkan bagi pebisnis di sektor ini. Sebab, selain permintaan pasar yang cukup tinggi, lengkeng dengan berbagai jenis varietas termasuk sebagai tanaman yang gampang untuk dikembangkan.

Contohnya saja, di Semarang yang bukan sebagai daerah asli bagi tanaman ini, seorang pebisnis di sana (Semarang) bisa mendapatkan keuntungan hingga Rp 300 juta lebih dari hasil penjualan buah lengkeng dengan memanfaatkan areal tanaman seluas 1 hektar.

Jelasnya, di Bali hal tersebut juga sangat mungkin untuk dicapai. Lengkeng varietas pingpong, lengkeng itoh dan lengkeng diamond rifer, varietas tersebut menjadi tanaman yang juga bisa dengan mudah dikembangkan di Bali saat ini.

Asal semua itu juga dilakukan sesuai dengan syarat perlakukan atau perawatan yang teratur, apalagi harga bibit lengkeng di pasaran relatif terjangkau yaitu Rp 50.000 in line with polybag. Semua itu bisa jadi peluang yang bisa diusahakan saat ini.

?Saya sudah kembangkan lengkeng di Singaraja dan hasilnya cukup bagus dengan berproduksi buah secara kontinyu, bahkan sudah bisa menghasilkan bibit-bibit baru yang siap tanam,? Ujarnya. Sementara itu, Wiwin salah satu karyawan toko buah di Denpasar mengungkapkan, hingga kini untuk mengisi permintaan pasar akan buah kelengkeng di tingkat lokal, pihaknya masih mendatangkan buah lengkeng langsung dari suplayer di Jawa dengan jumlah kebutuhan yang cukup banyak.

Di tingkat lokal, lengkeng tersebut nantinya dijual dengan harga mencapai Rp 12.000 according to kg dan bisa lebih mahal lagi bila pasokan dari Jawa berkurang akibat tidak musim.

Foto Buah Unggul, artikel dikutip dari bisnis bali, 3 sep 2007.

Made Supala Kembangkan Buah Unggul

Melihat perkembangan pertanian khususnya buah di Bali yang belum maksimal, membuat pria yang dulunya sebagai penyuluh pertanian dan selalu bergelut dengan petani ini tertarik untuk menjadi pemulia buah unggul.

?Yang diperlukan petani untuk mengembangkan pertanian mereka adalah varietas unggul. Tetapi dalam kenyataannya varietas unggul tersebut hampir tidak ada yang mengembangkan, akhirnya saya mencoba melakukan penelitian pada tahun 1998,? Ungkap pria kelahiran Singaraja, 15 September 1955 ini.

Dalam penelitian awal tersebut, dirinya berusaha mencoba membuat varietas buah unggul yang cocok dikembangkan di Bali. Akhirnya, dirinya bergaul ke mana-mana mencari buku tentang cara menyilangkan buah, mengikuti berbagai seminar, bahkan mengunjungi LIPI.

Dari seminar serta petualangannya mempelajari cara memuliakan buah tersebut, menurut pria yang mengaku tidak pernah sekolah pertanian ini, akhirnya baru sadar bahwa pertanian potensinya besar. Karena itu dirinya kemudian mencari silabus tentang pemulian tanaman ke IPB Bogor. Dengan mencari silabus, ternyata dari silabus serta buku-buku yang dipelajari dirinya membuat percobaan-percobaan.

?Saya melakukan penelitian secara bertahap. Syaratnya harus tekun, tabah tidak bisa instan dalam percobaan yang saya lakukan,? Ujar orangtua dari Gede Suriksiawan ini.

Akhirnya dengan kesabaran serta ketekunannya, bapak satu anak ini mengetahui bagaimana menyilangkan jenis buah dalam satu family menjadi buah unggul meskipun secara konvensional.

Pertama-tama dirinya melakukan percobaan menyilangkan buah srikaya ke kebun-kebun petani di Singaraja daerah potensi buah. Berusaha sambil sedikit demi sedikit melakukan pengembangan untuk dijual. ?Srikaya yang paling pertama saya silangkan dan sampai sekarang masih sambil mengumpulkan plasma nutfah buah lainnya seperti nangka, jeruk, dan jambu.

Dalam mengembangkan buah-buah unggul dirinya tidak terlepas juga dari beberapa permasalahan yang dihadapinya. Masalah pokok yang pernah dialaminya dalam mengembangkan buah-buahan unggul antara lain keterbatasan lahan. Sebab, dalam mengembangkan plasma nutfah yang banyak memerlukan kebun yang luas pula.

?Keterbatasan lahan menjadi kendala, karena saya masih bertahap maka saya atasi dengan menaruh ke kebun-kebun petani. Petani mengambil buah saya mengambil bunganya saja,? Kata suami dari Luh Suastiti ini.

Kebun itu juga seleksi tanaman dan harus dipantau hingga panen untuk mengetahui hasilnya mana yang paling bagus mana yang tidak. Untuk mengetahui keberhasilan menyilangkan buah tersebut memerlukan waktu yang cukup lama bertahun-bertahun.

Dalam mengembangkan buah unggul tantangan lainnya yaitu bunga. Misalkan pohon A serta pohon B kalau tidak berbarengan berbunga sulit untuk disilangkan. Tantangan lainnya, setelah tercipta varietas unggul tantangan selanjutnya adalah pasar. Karena ini baru dan tidak dikenal, permintaan awalnya masih sedikti, tetapi lama kelamaan ternyata permintaannya cukup bagus.

Karena belum dikenal, dirinya sering membawa buah yang dihasilkannya ke swalayan langsung serta pasar tradisional. Bahkan respons sangat bagus, malah ditantang oleh salah satu swalayan besar di Bali untuk memproduksi dalam jumlah besar.

?Pasarnya bagus, cuma mau tidak petani tekun serta bekerja keras untuk bisa menghasilkan buah yang alami jumlah yang dibutuhkan pasar,? Katanya.

Di antara varietas tanaman yang berpotensi besar diserap pasar, buah-buahan unggul bisa dijadikan sebagai solusinya untuk memaksimalkan hasil lahan pertanian. ?Asalkan dikonsep dengan baik sebenarnya bertani cukup besar keuntungannya. Apalagi jika kita bisa mengembangkan varietas yang langka dan sedang dibutuhkan pasar,? Ujarnya.

Hasil buahnya yang berkualitas menjadikan alasan utama untuk bisa membidik pasar. Selain itu beberapa jenis buah unggul juga bisa diatur masa panennya sehingga kontinuitas panen bisa diatur. ?Mengenai pola dan masa panen, beberapa varietas buah bisa diatur sehingga kita bisa menikmati panen secara berkala,? Ujarnya.

Sementara mengenai harga yang jelas akan lebih mahal ketimbang buah biasanya karena hasilnya lebih berkualitas.

Foto Buah Unggul, artikel dikutip dari bisnis bali, 21 Des 2010.

Memaksimalkan Hasil Lahan dengan Buah Unggul

Perkembangan di perkotaan saat ini yang makin pesat, membuat lahan pertanian makin berkurang. Ini membuktikan jika para pemilik lahan menganggap hasil dari bertani sudah tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Menurut Made Supala, belum lama ini, dengan berkebun buah-buahan unggul akan mampu menjadi solusi memaksimalkan hasil lahan.

Diungkapkan, harga jual hasil pertanian yang terkadang tidak sesuai dengan biaya operasional yang dikeluarkan petani, mengakibatkan petani menjadi ragu untuk menjalankan profesi sebagai petani, hingga akhirnya mereka beralih profesi lainnya. Namun, lebih jauh diungkapkan, jika dikonsep dengan benar bertani bisa menjadi sebuah bisnis yang sangat menguntungkan. Mungkin dengan cara mengembangkan teknik bertani untuk meminimalisir operasional hingga memperbesar hasil panennya.

Dikatakan, untuk meningkatkan hasil pertanian tampaknya varietas tanaman yang dikembangkan juga mempengaruhi besar kecilnya keuntungan. ?Kita harus bisa melihat peluang pasar dengan varietas tanaman yang masih langka serta besarnya kebutuhan pasar. Sepertinya di antara varietas tanaman yang berpotensi besar diserap pasar, buah-buahan unggul bisa dijadikan sebagai solusinya untuk memaksimalkan hasil lahan pertanian,? Katanya.

?Asalkan dikonsep dengan baik sebenarnya bertani cukup besar keuntungannya. Apalagi jika kita bisa mengembangkan varietas yang langka dan sedang dibutuhkan pasar,? Katanya.

Dijelaskan, disebut buah unggul karena bisa menghasilkan buah lebih berkualitas ketimbang buah umumnya. Tak jarang juga buah unggul yang merupakan hasil penelitian dan percobaan guna menghasilkan varietas buah yang maksimal kualitasnya. Pada awalnya buah-buah unggul dikenalkan sebagai tanaman buah dalam pot atau tabulampot dan menjadi tanaman pelengkap aksesori pekarangan rumah. Namun, jika dikembangkan sebagai usaha perkebunan ternyata tanaman buah unggul juga bisa menjadi solusi bisnis yang menguntungkan.

Lebih jauh dijelaskan, hasil buahnya yang berkualitas menjadikan alasan utama untuk bisa membidik pasar. Selain itu beberapa jenis buah unggul juga bisa diatur masa panennya sehingga kontinuitas panen bisa diatur. Mengenai pola dan masa panen, beberapa varietas buah bisa diatur sehingga kita bisa menikmati panen secara berkala,? Katanya.

?Masalah harga yang jelas akan lebih mahal ketimbang buah biasanya karena hasilnya lebih berkualitas. Mengenai pasar juga masih sangat terbuka luas, setidaknya saya sendiri juga bisa bantu memasarkan,? Katanya.

Foto Buah Unggul artikel dikutip dari bisnis bali, 27 Des 2010.

Monday, May 4, 2020

Mangga Berkhasiat bagi Kesehatan

Buah mangga selama ini dikenal kaya serat. Bagi masyarakat yang mengkonsumsi mangga, kebanyakan hanya tahu manfaatnya untuk melancarkan pencernaan dalam tubuh. Padahal, kandungan buah mangga cukup banyak.

Di antaranya,  mangga dapat membangkitkan selera makan karena kombinasi kadar gula tinggi dengan rasa asam. Selain itu, mangga banyak mengandung protein, lemak, vitamin, mineral dan macam-macam asam, tannin, zat warna dan zat volatile.

Menurut salah seorang pedagang tanaman unggul, Made Supala, Jumat (11/three) kemarin, selama ini di lapangan dari data hasil penjualannya tanaman jenis mangga unggul sangat diminati masyarakat. Apalagi, saat pameran pengunjung lebih banyak memilih bibit mangga yang unggul. Pengertian unggul adalah bibit mangga sesuai jenisnya dan dapat tumbuh baik. Waktu berbuahnya sangat cepat, hanya dalam umur tertentu saja sudah berbuah.

?Karena keunggulan cepat berbuah dan dapat hidup bagus inilah bibit mangga unggul digemari masyarakat. Di samping itu, khasiat buah mangga sangat bagus untuk kesehatan tubuh. Buah mangga sebagai sumber energi dan serat. Dari beberapa literatur, beberapa senyawa asam (terutama asam sitrat) berkontribusi terhadap rasa asam, berkisar 0,thirteen - 0,seventy one persen. Kombinasi kadar gula tinggi dan rasa asam itulah yang menyebabkan mangga dapat merangsang selera makan.

Selain air dan karbohidrat (termasuk di dalamnya serat), mangga juga mengandung protein, lemak, vitamin, mineral, macam-macam asam, tanin, zat warna, dan zat risky,? Katanya sambil menegaskan, kandungan zat volatil inilah yang memberikan aroma harum khas pada mangga. Di samping itu, buah mangga mengandung diet A, C, dan B kompleks terutama B1,B2, B3, dan B6. Mangga muda mengandung vitamin C lebih tinggi daripada mangga matang, tapi kadar diet A-nya lebih rendah.

Mangga juga mengandung mineral, kalsium, besi, magnesium, fosfor, potasium, sodium, seng, tembaga, mangan, dan selenium. Keuntungan lain, rasio antara Na dan K rendah, sehingga aman dikonsumsi penderita darah tinggi. Kadar pati mangga masak lebih sedikit daripada mangga mentah karena telah banyak diubah menjadi gula. Serat pangan jadi bagian dari karbohidrat, terutama selulosa dan pektin.

Supala menegaskan, untuk budi daya mangga sangatlah mudah. Bahkan, untuk tanaman mangga unggul cukup dibudidayakan dengan menggunakan media pot (tabulampot). Dalam umur enam bulan saja sudah mulai berbuah. ?Namun ingat, untuk memerawat tabulampot memang mudah sekali, hanya saja perlu disiplin dan ketelatenan.

Media yang terbatas menyebabkan pemiliknya harus selalu berinteraksi dengan tanaman dalam pot tersebut. Maksudnya, tabulampot yang kurang air, mesti diberikan air. Kalau tanah atau campuran medianya sudah tidak lagi produktif, maka sepatutnya diisi pupuk. Memang kelihatan perawatannya sangat sepele, tapi kalau tidak memahami tanaman dan media maka akan berdampak pada pertumbuhan tanaman,? Katanya.

Supala menambahkan, untuk tanaman dalam pot pas apabila lahan yang dimiliki sempit. Hanya menggunakan media yang ditempatkan pada sebuah drum atau ember besar sudah menjadi alat untuk budi daya tanaman. Hanya saja, dalam kesederhanaan perawatan, petani atau penghobi tabulampot harus mengerti dan memahami sistem perawatan yang benar.

Misalkan, sistem pemupukan, banyak sekali petani atau penghobi tidak tahu cara memberikan pupuk yang pas. Misalkan, saat kapan diberikan pupuk bunga atau buah, saat kapan juga diberikan pupuk pertumbuhan batang, daun dan lainnya. ?Mereka hanya mengetahui pupuk, begitu saja sedangkan fungsinya dan pupuk jenis apa diberikan belum banyak yang tahu,? Katanya.

Foto Buah Unggul, artikel dikutip dari bisnis bali, 12 Peb 2011.